Saya merasakan selesa jika berkumpul dengan orang-orang yang saya anggap sebagai teman. Akan tetapi, setelah pengalaman sekian lama, ternyata kebanyakan dari mereka adalah pendengki terhadap nikmat yang diperoleh orang lain; musuh yang tak pernah menutupi kesalahan dan tak tahu hak-hak majlis; tak pernah memberikan harta kepada orang lain. Oleh karena itu, saya merenungkan dalam-dalam, ternyata Allah tidak begitu saja kurniakan ketentraman dalam hati seorang mukmin, karena hatinya cenderung bernoda.
Dengan demikian, wajib bagi manusia untuk berhati-hati memandang sesamanya, sebagai orang asing dan bukan sebagai teman. Anggaplah semuanya seakan sebagai “musuh”----bukan dalam pengertian sebenarnya. Janganlah anda membuka rahasia anda kepada salah seorang di antara mereka. Jangan pula mengemukakan apa pun kepada orang-orang yang tidak sanggup menderita, meskipun itu anak, saudara, atau teman sendiri.
Bergaullah dengan mereka secara lahiriah saja. Janganlah anda bergaul dengan orang-orang tak terdidik kecuali dalam keadaan sangat darurat dan dengan penuh berhati-hati. Menjauhlah dari mereka dan kembalilah menghadap Allah dengan penuh tawakkal kepada-Nya, kerana hanya Dialah yang mendatangkan kebaikan dan menjauhkan keburukan. Jadikanlah Dia teman duduk anda, teman akrab anda, serta tempat curahan tawakkal dan pengaduan anda. Jika pengaduan anda melemah, mohonlah pertolongan kepada-Nya dan jika keyakinan anda berkurang, mintalah kekuatan dari-Nya.
pusat sumber
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
berteman harus berhati-hati...
adakala bakal membunuh juwe...adakala menyakitkan hati...tidak kurang yang lekat di hati...
tapi mommi percaya tidak semua begitu...tgklah sahaja community kita alhamdullillah semoga semuanya makmur belaka dan berkekalan...Amin
jarang jarang :)
Post a Comment